Postingan

Merakit Persahabatan, Meraba Keilmuan

  Aku tak pernah membayangkan bahwa pertemanan bisa lahir dari layar. Bahwa suara-suara asing dikotak zoom bisa perlahan menjelma menjadi ruang hangat yang menyelamatkan. Tapi pandemi mengajari kami bahwa manusia bisa saling memahami lewat jeda suara, lewat tawa yang tertunda, lewat nama-nama yang hanya terdengar tapi tak pernah disapa didunia nyata. Aku tak tahu kapan pertama kali merasa dekat dengan mereka. Mungkin saat kami sama-sama bingung menghadapi mata kuliah pengantar Teknik industri ataupun praktikum Gambar Teknik atau saat kami saling menertawakan koneksi yang putus-putus, atau ketika jam kuliah online berubah jadi tempat curhat tentang dosen killer, tugas numpuk, dan dunia yang terasa asing. Kawan-kawan dating seperti taburan bintang dilangit gelap yang kecil, jauh, tapi cukup memberi arah. Kampus kami Universitas Pasundan hanyalah nama dilembar virtual. Tidak ada lorong fakultas, tidak ada kantin, tidak ada bangku dengan coretan aktivis. Yang ada hanya layar, suara...

EKSPEKTASI MASUK KAMPUS

31 agustus 2020, aku mendapatkan informasi dari Universitas Pasundan bahwa diterima sebagai mahasiswa Teknik Industri Fakultas Teknik di perguruan tinggi tersebut. Hari itu aku penuh dengan sesuatu yang menyerupai kebanggaan. Setelah berbagai kegagalan dan proses melelahkan, akhirnya aku menyandang status yang dulu hanya bisa dibayangkan. Mahasiswa sebuah kata yang ditelinga masyarakat terdengar seperti panggilan suci, mandate untuk berpikir, bersuara, dan mengguncang kemapanan. Aku adalah Angkatan 2020, Angkatan yang masuk kampus tanpa pernah benar-benar merasakan apa itu kampus. Pengenalan Perkuliahan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) dilakukan di tanggal 9 September 2020. Tidak ada ospek tatap muka, tidak ada riuh mahasiswa baru berseragam almamater dilapangan, tidak ada bangku dikelas, Lorong fakultas atau warkop tempat nongkrong setelah kelas selesai. yang ada hanya layer monitor, suara dosen dari speaker laptop dan nama-nama asing di kotak zoom yang mati kameranya. Pand...

PENGANTAR

Orang bilang, kuliah adalah gerbang menuju masa depan. Tapi tak banyak yang mengingatkan bahwa gerbang itu bisa membuka jalan ke arah yang membingungkan kadang gelap, kadang absurd, dan sering kali membentuk kita menjadi sesuatu yang bahkan tak kita kenali sendiri. Namaku Bisma Alfadito Pradifta. Perjalanan akademikku dimulai dari SMAN 2 Rangkasbitung, tempatku menyelesaikan pendidikan pada tahun 2020. Selepas itu, aku menghadapi berbagai ujian: mencoba menembus ikatan dinas dan sejumlah perguruan tinggi ternama. Semua belum membuahkan hasil. Pada akhirnya, takdir membawaku berlabuh di Universitas Pasundan, sebuah tempat yang ternyata menyimpan banyak pelajaran dan peluang berharga. Awalnya, aku masuk kampus dengan semangat utuh, membawa harapan bahwa di dalamnya aku akan menemukan ruang untuk berpikir bebas, berdebat sehat, dan menjelajahi ilmu pengetahuan seperti penjelajah yang haus akan dunia. Aku pikir kampus adalah taman gagasan, tempat orang-orang belajar tumbuh menjadi ma...